Ikan Botia: Harga, Jenis, Cara Budidaya dan Tips Merawat

Beranda » Ikan » Ikan Botia: Harga, Jenis, Cara Budidaya dan Tips Merawat

Bagi yang hobi memelihara ikan hias, pasti Anda tak asing lagi dengan ikan botia. Faktanya, ternyata dibalik warnanya yang indah terdapat banyak karakteristik unik dimilikinya.

Bukan hanya soal karakter unik, tetapi cara hidup dan pemeliharaannya pun harus benar-benar teliti. Karena itulah, Anda perlu melihat ulasan berikut ini agar bisa merawat ikan jenis ini secara maksimal.

Siapa sangka, dibalik warnanya yang beragam, sebagian jenis ikan ini merupakan satwa asli Indonesia. Asal usul ikan Botia rata-rata adalah dari area Jambi, dan sebagian lagi di Sungai Barito.

Namun demikian, beberapa jenis ikan botia lain juga ditemukan dari bagian Benua Asia lainnya. Contohnya seperti India, Myanmar dan beberapa negara Asia Selatan.

Bahkan, karena keindahannya ikan tersebut bisa menjadi salah satu komoditas ekspor yang menjanjikan. Jadi, tidak hanya di Indonesia saja tetapi di luar negeri ikan ini juga sangat menarik para pecinta hewan air.

Jenis Ikan Botia

Jenis Ikan Botia

Nama latin ikan botia memang cukup unik, yaitu Chromobotia macracanthus. Secara khusus, berikut adalah beberapa penjelasan detail tentang jenis-jenis keluarga ikan yang satu ini.

Botia Macan

Botia Macan

Sesuai dengan namanya, jika Anda melihat ikan yang satu ini pasti langsung berpikir macan loreng. Ya, dengan sisik berwarna cokelat bergaris hitam, mereka memang tampak seperti macan versi mini.

Bukan hanya warnanya saja yang menarik, tetapi juga karakteristik dari Tiger Botia atau Tiger Loach ini memang sangat unik. Bayangkan saja, dengan panjang mencapai 25 cm, akuarium Anda pasti bisa sangat penuh.

Tidak heran, ikan yang banyak ditemukan di perairan Kalimantan ini lebih banyak hidup di sungai besar, karena ukurannya pun cukup jumbo. Karakteristik lainnya dari botia macan adalah suka mencari makanan di dasar sungai.

Botia Myanmar

Botia Myanmar

Berbeda dengan botia macan yang warna nya loreng, botia Myanmar memiliki warna hitam atau cokelat pekat dengan motif tutul putih, silver atau emas. Ukuran tutulnya beragam, ada yang besar dan kecil.

Dengan warna yang sangat membaur seperti batu itu, botia Myanmar dapat mempertahankan diri dari serangan predator. Bukan hanya itu, mereka juga bisa lebih mudah mencari makan dengan menyamar.

Ciri-ciri ikan botia yang satu ini adalah panjangnya yang bisa mencapai 13 cm. Jadi, bisa dikatakan dari beberapa jenis keluarga botia Anda akan menemukan fakta bahwa ikan asal Myanmar tersebut cukup mini.

Bengal Botia

Bengal Botia

Beralih ke India, seperti halnya harimau Bengal, ikan botia Bengal juga berasal dari daerah sekitar India. Tepatnya adalah di Bhutan. Ikan ini pertama kali ditemukan di sungai Gayle Phug, dan kemudian banyak dibudidayakan karena keindahannya.

Sebagai omnivora, ikan ini banyak dijuluki dengan beberapa nama karena yang dimakan pun cukup banyak. Misalnya seperti Diacanthus Zebra, Queen Loach, Diacanthus Flavicauda, dan Botia Geto.

Kata zebra sendiri menggambarkan warnanya yang bergaris-garis. Selain unik, ikan yang satu ini juga sangat menarik karena bentuknya memanjang dengan mata cokelat.

Zebra Botia

Zebra Botia

Berbeda dengan bengal botia yang dijuluki Diacanthus Zebra, ikan yang satu ini justru namanya memang zebra. Faktanya, rata-rata ikan botia memang memiliki ciri fisik berupa warna sisik garis-garis atau tutul.

Inilah yang membuat ciri khas dari ikan lucu tersebut semakin terasa. Apalagi, si loreng zebra botia yang memang dinamai berdasarkan garis kuning yang sangat rapat di sisik dengan warna dasar hitam.

Karakteristik dari ikan yang satu ini adalah lebih suka bersembunyi di balik rumput, atau ganggang. Bukan hanya itu, ikan tersebut juga suka mencari mangsa di area perairan yang tenang.

Yoyo Botia

Yoyo Botia

Bukan berarti mirip seperti yoyo, tetapi ikan yang satu ini punya bentuk tidak beraturan di bagian motif, seperti perputaran yoyo. Warna dasarnya cenderung lebih terang dengan warna motif gelap.

Contoh kombinasi warna dari ikan yang satu ini adalah putih dengan motif hitam. Lalu, ada juga campuran warna lainnya, seperti abu-abu yang tentu sangat unik karena motif tak beraturan.

Bahkan, beberapa jenis ikan jenis yoyo ini motifnya mirip dengan batik. Namun, bukan berarti botia yoyo berasal dari Indonesia, karena mereka ditemukan pertama kali di Pakistan.

Morleti Botia

Morleti Botia

Beralih ke daerah Asia Tenggara, ada juga ikan morleti botia yang biasa ditemukan di area Sungai Mekong. Ikan jenis ini sedikit berbeda dari varietas lain, karena cenderung memiliki warna polos.

Selain warnanya yang polos, bentuk mulut dari ikan ini juga lebih runcing dan mempunyai karakteristik lebih agresif. Jika rata-rata ikan botia lebih suka menunggu mangsa, morleti botia lebih suka memburu mangsa.

Keunikan lain dari ikan yang satu ini adalah bagian pangkal ekor lebih gelap warnanya. Meskipun tidak memiliki motif tertentu, namun ikan ini di bagian ekornya lebih hitam, dibanding di badan.

Dwarf Botia

Dwarf Botia

Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata dwarf, memang benar adanya. Ya, ikan yang satu ini memang memiliki ukuran yang cukup mini. Bahkan, dengan nama “si kerdil” , dwarf botia tidak hanya kecil, tetapi juga imut.

Sama halnya seperti morleti botia, dwarf botia adalah ikan yang berasal dari negara tetangga, tepatnya Thailand. Tidak heran, karena Sungai Mekong sebagai salah satu sungai terbesar di Asia Tenggara yang memang menjadi habitat bagi para botia.

Berbeda dari jenis ikan botia lainnya, dwarf botia cenderung bermotif lebih unik. Bukan hanya garis dan polkadot, tetapi motifnya adalah lingkaran menggabung seperti rantai panjang.

Motif tersebut dimulai dari bagian kepala sampai dengan ekor. Maka, tak heran jika sangat banyak orang tertarik untuk memeliharanya.

Namun demikian, karena jumlahnya yang semakin terbatas, pemerintah Thailand melarang budidaya ikan botia jenis ini. Tujuannya agar mereka bisa hidup di habitat aslinya dan tidak diburu untuk dijual.

Blue Botia

Blue Botia

Hanya beberapa jenis ikan dari keluarga botia yang memiliki warna gelap dan polos. Salah satunya adalah blue botia. Sesuai dengan namanya, hewan air ini memiliki warna biru tua yang gelap. Lalu, di bagian sirip dan ekor terdapat variasi warna orange.

Persebaran ikan ini cukup luas, mulai dari di Thailand, Kamboja, sampai Laos. Di beberapa negara tersebut, warna siripnya tidak selalu oranye, tetapi ada juga yang merah terang.

Keunikan dari blue botia jika Anda memeliharanya adalah perubahan warna dari saat kecil ke besar. Ikan ini memiliki warna dominan hijau ketika pertama kali ditetaskan.

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, ikan tersebut kemudian berubah menjadi biru gelap. Ciri khas lain yang unik dari mereka adalah bagian sungut yang sedikit lebih panjang dibandingkan ikan jenis lain.

Botia Badut

Botia Badut

Seperti halnya ikan badut, botia yang satu ini juga memiliki beberapa ciri khas ikan hias yang unik. Mulai dari warna, ukuran dan karakteristiknya juga sangat imut. Warna dasar dari botia badut adalah kuning. Lalu, terdapat pula tiga garis berwarna hitam yang menghiasi area badannya.

Pada bagian dekat mulut, terdapat 4 sungut untuk berburu. Karena ikan ini banyak berburu, maka persebarannya cukup banyak di perairan Sumatera dan Kalimantan. Namun, Anda perlu lebih jeli lagi jika berbicara soal botia badut. Karena yang berasal dari Sumatra dan Kalimantan memiliki perbedaan.

Pada bagian sirip, botia badut asal Sumatra memiliki variasi warna hanya merah saja. Namun, berbeda dengan yang berasal dari Kalimantan, karena variasi warnanya merah dan hitam.

Baca juga: Ikan Discus

Cara Merawat Ikan Botia

Cara Merawat Ikan Botia

Setelah mengetahui tentang berbagai jenisnya, maka Anda juga perlu tahu tentang cara merawat ikan botia. Berikut adalah beberapa hal yang penting untuk diingat ketika berbicara soal hewan tersebut.

Memperhatikan Kebiasaan Makan Ikan Botia

Pertama-tama, Anda harus mengetahui dulu bagaimana kebiasaan dan makanan ikan botia. Faktor pangan sangat mempengaruhi kesehatan peliharaan, sehingga hal ini perlu diketahui pertama kali.

Ikan yang satu ini memiliki sungut di bagian mulutnya. Sungut tersebut memiliki fungsi sebagai bagian dari indra peraba dan juga pendeteksi keberadaan hewan kecil.

Makanan ikan omnivora ini adalah cacing dan beberapa jenis tumbuhan. Namun, secara sifat, beberapa jenis botia yang agresif lebih suka pakan hidup.

Anda bisa menyiapkan makanan berupa cacing rambut dan juga cacing darah untuk ikan tersebut. Kandungan gizi yang dimiliki cacing tersebut akan bisa menyehatkan lambung botia.

Bukan hanya cacing, tetapi udang kecil juga bisa menjadi bagian dari makanannya. Lalu, tambahkan juga pellet ikan sebagai pelengkap nutrisi bagi peliharaan Anda, yang mengandung 30% protein.

Membersihkan Akuarium

Karena ikan hias ini hidup di akuarium, maka Anda juga harus membersihkannya secara rutin. Ikan botia rata-rata suka berenang di dasar, sehingga jangan sampai bagian akuarium mengandung banyak jamur.

Jamur bisa menjadi salah satu penyebab penyakit ikan botia. Karena itulah Anda harus benar-benar memastikan pembersihan kaca, air dan komponen hidup di dalamnya seperti bebatuan selalu bersih.

Mengatur Habitat Buatan Ikan Botia

Beberapa jenis ikan botia cenderung cukup agresif, sehingga sebaiknya tidak dicampur dengan ikan lain yang ukurannya lebih kecil. Namun, jika Anda memilih jenis yang lebih santai dan pemalu, maka bisa memilih kombinasi ikan kecil juga.

Selain tentang komposisi, jangan lupakan pula unsur tanaman. Karena merupakan hewan omnivora, maka ikan ini sebaiknya ditemani dengan beberapa jenis tanaman air yang bisa dimakan.

Cara Budidaya Ikan Botia

Cara Budidaya Ikan Botia

Apakah Anda hanya memelihara ikan ini untuk hobi atau ingin mencoba budidaya ikan botia? Jika Anda berminat mencoba peluang budidaya, maka beberapa hal ini perlu diperhatikan.

Indukan Ikan Botia

Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah memelihara indukan, yang biasanya dijual di tempat pembenihan. Waktu adaptasi hingga ikan siap dibuahi adalah sekitar 8 sampai 10 bulan.

Selama menunggu sel telur siap dibuahi, maka Anda dapat mengatur media air untuk indukan. Sebaiknya, gunakan air sumur.

Jika tidak ada air sumur, maka bisa menggunakan air PDAM yang sudah diendapkan kurang lebih sehari penuh. Adapun untuk media airnya bisa diletakkan di tempat dengan tinggi 45 cm sampai dengan 50 cm.

Jadi, tempat yang digunakan tidak perlu terlalu besar. Cara penebaran indukan adalah menggunakan persentase kepadatan 6 sampai 8 ekor pada setiap meter perseginya.

Agar sehat dan kualitas telurnya baik, maka calon induk sebaiknya diberi cacing sutra yang ditambah dengan cacing tanah. Jangan lupa berikan pellet khusus.

Jika rata-rata ikan botia peletnya cukup berkandungan 30% protein, maka indukan butuh 35% protein. Jadi, asupan protein untuk hormon dan telurnya bisa maksimal.

Bagaimana dengan kandungan lemak? Pada pellet usahakan lemaknya sampai 7% dan ada kandungan vitamin E serta C.

Pemijahan dan Pembuahan

Pada umumnya, bantuan manusia untuk menstimulasi pemijahan adalah memberikan Ovaprim. Pengertian dari Ovaprim sendiri yaitu hormon GNRH serta domperidon.

Pada proses penyuntikan, kadar Ovaprim yang diberikan adalah 1 mililiter setiap kilogram berat indukan. Sebelum pembuahan, injeksi ini dapat dilakukan sebanyak dua kali.

Tujuan dari injeksi yang pertama adalah untuk untuk pematangan sel telur. Adapun kadar injeksinya yaitu 0,4 mililiter per kilogram bobot.

Baru setelah 6 jam injeksi pertama, dilakukan injeksi kedua yang bertujuan untuk proses pemijahan utama. Adapun dosisnya ditambah menjadi 0,6 mililiter per kilogram bobot tubuh.

Pembuahan hewan budidaya ini sama seperti ikan lainnya, yaitu pengadukan sperma dan telur secara manual menggunakan bulu ayam. Barulah kemudian telur bisa dipindah ke sebuah wadah khusus bernama corong penetasan. Waktu penetasan adalah 15 sampai dengan 26 jam pada suhu 26 derajat Celcius.

Pemanenan dan Perawatan

Terakhir yaitu pemanenan yang dilakukan setelah 15 sampai dengan 26 jam masa inkubasi. Jangan langsung diletakkan pada akuarium, karena larva masih sensitif.

Jadi, letakkan dulu pada corong penetasan dan baru setelah empat hari larva sudah sanggup makan artemia. Setelah itu, barulah perawatan dilakukan dalam akuarium maupun bak pemeliharaan.

Kepadatan larva ikan adalah 5 ekor tiap liternya. Lalu, ketika berusia 4 sampai 13 hari larva diberi makan artemia. Kemudian, setelah usia 13 hari, maka larva pun siap diberi makan seperti biasa. Jadi, Anda bisa memulai menunggu masa panen.

Jadi, siapkah Anda memelihara atau berbudidaya ikan botia? Cobalah agar bisa menambah pengalaman baru.

Harga Ikan Botia

Ikan botia adalah ikan hias yang memiliki cukup banyak jenis. Hal ini juga membuatnya memiliki harga yang bermacam-macam.

Berikut dibawah ini adalah daftar harga ikan botia di pasaran.

JenisHarga
Harga Ikan Botia Makranda20.000
Harga Ikan Botia Clown35.000
Harga Ikan Botia India28.000
Harga Ikan Botia Kalimantan25.000
Harga Ikan Botia Blue50.000

Setelah Anda sudah membaca semua informasi tentang Ikan Botia di atas, maka Anda semakin tahu terkait bagaimana memelihara Ikan Botia dan karakteristik di setiap jenisnya.

Tinggalkan komentar